Sabtu, 10 Januari 2015

Cerita Pendek Masa MOS SMP


  Perkenalkan nama saya Ziki Dwi Permana, sering disapa Ziki, saya adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, intinya saya ini adalah anak bungsu. Saya tinggal di desa Lemahabang Kulon yang sering disebut LA K, Jl.Pesarean RT/RW 06/02. Saya lahir di keluarga yang sederhana, ya bisa dibilang cukup. 
   Pada saat pertama kali menginjakkan kaki di SMPN 1 Lemahabang, saya adalah anak yang tak tahu arah, seperti anak hilang. Bagaimana mungkin tidak seperti itu dari wajahnya saja saya seperti orang linglung karena tak punya teman sebaya dan teman SD yang menemani. Saya terus berdiri tanpa memperdulikan yang lain. sudah 30 menit saya mnunggu didepan sekolah, akhirnya bel pun berbunyi, hati saya sangat bimbang apakah itu bel masuk atau bel yang lain, tapi saya melihat murid-murid baru masuk ke SMPN 1 LA itu, saya mati langkah, kemana saya harus pergi untungnya saya mendapat kelas 7B, kelas yang mudah dilihat. Kakak panitia mengajak murid-murid untuk masuk, sontak saya terkejut, karena didepan kelasnya saja ada papan bertuliskan 7C, saya pun menanyakannya kepada kak Fathurrohman. "Kak ini kelasnya?". Kak Farhur menjawab."iya de masuk aja!". saya pun masuk hanya untuk menuruti kakak saja karena jika tidak saya mau kemana lagi. 
      Pada saya masuk ke kelas sudah ramai rupanya, melihat dia duduk sendiri akhirnya saya putuskan untuk duduk bersamanya. Saya duduk pada baris kedua terakhir. Saya terdiam bisu tak mendengar ocehan murid lain. Solihin, dialah teman sebangku saya, dia dari SDN 4 Cipeujeuh Wetan. Yang dikenal sebagai SD tingkat, dan muridnya juga kulitnya berwarna kecoklatan. Kakak panitia memperkenalkan diri, akan tetapi yang saya ingat hanyalah kang fathur dia dari kelas VIII A yang katanya kelas Bilingual. Diruangan pada tingkat paling atas ini saya mulai menyesuaikan diri.
     Pada keesokan harinya kakak panitia memberi tugas kepada setiap banjar untuk membeli pot bunga yang besar dua buah."Disini ada yang rumahnya dari Lemahabang?". Saya mengangkatkan tangan dengan semangatnya. "Saya kak ! ". "Yaudah nanti 1 banjar ini potnya diwakilkan dan dibeli oleh Ziki, uangnya dikordinir". Bel istirahat berbunyi, entah kemana saya harus pergi, saya putuskan untuk mengikuti anak-anak yang keluar kelas, ternyata dai pergi ke kantin. Di kantin saya hanya membeli seteguk okky jelly drink yang harganya Rp.1000,- saya bergegas kembali ke kelas. Saya hanya terdiam sambil meneggukan okky, tiba-tiba seseorang datang. "Hai, saya Ogun dari SD mana ?..". Saya menjawab sapaan itu "saya Ziki dari SDN 2 CIPWET, kamu dari SD mana?". ia menjawab "saya dari SD 2 Belawa".
      Tenenenenewww tenenenew tenenenew, bel berbunyi, kami pun siap dan duduk manis di kelas, menuggu kakak panitia datang menghampiri kelas." Karena jam  sudah menunjukkan waktu pulang, mm... sebenarnya mau pada pulang tidaaakkk? sepi sekali.." anak-anak menjawab serempak "mau kak". Kak Fathur memimpin do'a, sebelum pulang marilah kita berdo'a sesuai kepercayaan dan agamanya masing-masing, berdo'a mulai !(10 detik) selesai, terimakasih ade-ade, jangan lupa besok siapkan pikiran, alat tulis karena besok ada tes ulang untuk menentukan kelas mana yang akan kalian masuki. Terimakasih Wassalamu'alaikum". anak-anak menjawab dengan kompak "siap kak, wa'alaikumussalam". dengan cepat saya memasukkan buku, alat tulis dan lain-lain.
 Keesokan harinya
     Berangkat pagi-pagi melewati Pabrik Gula Sindang Laut yang konon menurut cerita rakyat Pabrik itu adalah pabrik paling angker se-Cirebon Timur. Tapi saya tak menghiraukan itu karena saya percaya bila saya tidak takut maka mahluk halus tidak akan berani untuk menggoda dan menakuti saya. Dengan tenangnya saya melewati Pabrik yang berkabut yang berasa sejuk nan rindang. Tak dirasa akhirnay sampai di SMP dan  masuk ke kelas 7B.
     Pita saya terlepas dari kepala, dan datanglah Febri Cristian(hipotesis saya dia adalah seorang non muslim) yang membantu memasangkan pita untuk diikat di kepala. Duduklah saya disamping meja Febri, tek... tek... tek...(suara sepatu) Roni datang dan menghampiri saya, "entah apa yang dilakukannya disini", begitu pikir saya. Ternyata dia duduk disamping Febri, saya malu dan pindah menuju tempat duduk saya. Bel berbunyi, Solihin baru datang debngan lari kecil ia menuju tempat duduknya. Kakak panitia masuk dan mulai dengan membaca do'a sebelum belajar, dan mengabsen kami. Tak kusangka nama Ziki yang seharusnya absen paling terakhir karena huruf" Z".Saya mendapat urutan ke-7. Kakak panitia telah selesai, mereka pun mulai membagikan kertas ulangan serta jawaban. 50 menit kemudian. Saya menoleh kebelakang untuk memastikan teman-teman saya sudah selesai mengerjakan tapi hanya febri-lah yang saya lihat dia terlihat santai dan menoleh kepada saya. Akhirnya bel berbunyi saya dan lainnya mengumpulkan lembar soal dan jawaban. kakak perumpuan pun kedepan seraya berkata "Ini ada kertas nanti diisi dirumah, dan tanyakan kepada bapak dan ibu kalian mengenai hal tersebut". Kakak panitia mulai membagikan lagi kertas kepada para murid.
      Kakak panitia mengumumkan dimana kelas kami yang sebenarnya, ternyata saya mendapat kelas 7A bersama Abyan, Roni, Bagas dan lainnya, Ogun mendapat kelas 7G, Febri mandapat kelas 7E. "Zik nanti di kelas 7A duduknya bareng ya!". Seru Roni,"ys Datang kakak perumpuan menghapiri saya,"Kamu mirip sekali dengan adik saya Rendi, ya Fathur dia mirip dengan Rendi". Saya hanya tertawa kecil dan kaget ketika kakak datang menghampiri saya (begitu pikir saya). Hari ini adalah hari terakhir saya melihat kak Fathurrohman dan rekannya(tak usah diceritakan karena mereka hanya ingin mengucapkan "Terimakasih atas harinya semoga sukses kedepan, Wassalamu'alaium.
      Datang kakak panitia untuk menagih pot yang sudah diberitahukan, dan memberitahukan bahwa kami akan diajak untuk mengunjungi SLB di desa Sindang Laut. "Yesss," teriak saya, Sontak membuat kaget teman-temanku."Ziki senang banget ke SLB" teriak Roni. Saya hanya diam dan tersenyum. kami pun keluar kelas dan menuju SLB. Sampai disana saya melihat teman saya yang kurang beruntung, saya prihatin melihat mereka jika saya diberi kekurangan seperti itu mungkin saya tidak akan setegar kakak-kakak yang bersekolah di SLB.
      Hari dangat terik menandakan sang mentari sedang tersenyum melihat kami, kami melanjutkan perjalanan pulang ke SMP, sekitar 1 km lebih kami bejalan menyusuri desa. Akhirnya sampai di sekolah. Dan tanpa melihat kanan-kiri kami masuk ke kelas. "Kalian diberi waktu 30 menit untuk ISOMA (Istirahat ShOlat Makan) setelah itu kalian persiapkan untuk latihan Dasar PBB, ditengah lapangan". Begitu kata kakak kelas yang saya tidak tahu mengenainya.
       Komando saya ambil alih siap gerak! hadap kiri gerak ! (teriak kang Epul), jadi kalo hadap kiri  kaki kanan maju didepan kaki kiri membentuk huruf  "T", buat kakikiri sebaliknya (kang Epul memberikan arahan. Siap gerak! balik kanan gerak!. Buat balik kanan kaki kiri maju didepan ujung kaki kanan dan membentuk huruf  "L". Dapat dimengerti ? "Siap dapat"(serempak kami teriak). Kang Saeful(ketua OSIS) sekarang latihannya selesai semuanya bisa masuk ke kelas ."Tanpa penghormatan balik kanan bubar jalan. "Sekarang ade-ade boleh pulang nanti istirahatnya di rumah, Wassalamu'alaikum". pemberitahuan kakak kelas. Kami segera meninggalkan sekolah, "lagi-lagi sendiri udah panas lagi". begitu pikirku didalam hati.
      Hari sangat cepat berlalu hanya 1 hari yang tersisa untuk menikmati masa orientasi disekolah. Saya mulai akrab dengan temanku Solihin, Febri Cistian, Ogun Setiawan, Bagas Hidayat, Abyan Bayannillah, dan Roni (yang ternyata adalah anak dari seorang guru mata pelajaran IPA di SMP yaitu Ibu Rofiah, S.Pd mantan wali kelas VIII C). Pada hari terakhir ini saya diminta sebagai pelepasan name tage secara simbolis dan itu diwakilkan saya dengan Elfina (seorang cewek anak kelas 7F). Pada waktu itu saya sangat khawatir karena apa yang harus saya lakukan, tapi lagi-lagi saya harus apa kata nanti. Pada saat upacara penutupan semua siswa baris."De nanti kan pembawa acara ngomong 'penyematan secara simbolis nanti kamu maju ya! Oke".Perintah kak Fathur."Oke!". jawabku.
        "Penyematan secara simbolis, langkahku maju tanpa malu bersama Fina dan berhenti. Kepala sekolah pun mengambil nametage saya dan cewek itu. Betapa bangganya saya pada waktu itu. Kembalilah saya dengan cewek itu. "Upacara selesai pasukan diistirahatkan". Huuuh akhirnya sudah selesai. Kami pun pulang kerumahnya masing-masing.